Jumat, 01 April 2011

Islam di Vienam

BAB I
PENDAHULUAN
Menatap dunia masa kini tentunya tidak sama halnya dengan menatap dunia masa lalu. Hal ini sangat berkaitan dengan cara pandang para pelaku sejarah (masyarakat) yang hidup pada zamannya. Sebab cara pandang ini berdasar pada standar kemajuan yang seolah-olah telah menjadi nota kesepahaman dan kesepakatan masyarakat dalam menatap kehidupan di zamannya. Terlebih lagi ketika ada diskursus mengenai kebudayaan. Tentunya standar kemajuan tersebut akan melahirkan suatu indicator-indikator sebagai tolak ukur terhadap gejala-gejala perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat tersebut.
Sehingga penilaian maju mundurnya suatu kebudayaan masyarakat tertentu bisa dilakukan ketika indikasi perubahan sosial mulai bermunculan. Pendek kata, yang menyebabkan munculnya perbedaan cara pandang masyarakat terhadap dunianya adalah bahwa standarisasi kemajuan mempunyai kelemahan terhadap batasan kronologis waktu. Tak pelak lagi, memang kehidupan kita terbatas oleh “ruang dan waktu”. Meninjau kembali sejarah peradaban dunia, telah terjadi benturan-benturan peradaban sebagai akibat dari arogansi identitas terhadap kebudayaannya. Memang suatu peradaban merupakan implementasi dari kebudayaan manusia dan diyakini sebagai tatanan kehidupan sosial masyarakat. Karena hal itulah maka terjadi gesekan-gesekan antar kepentingan terhadap kebudayaan. Barangkali dengan begitu suatu kepentingan akan terlegalisasi oleh suatu sistem kebudayaan masyarakatnya.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Proses Masuknya Islam ke Vietnam
Vietnam adalah negara sosialis yang berpenduduk + 80 juta jiwa dengan wilayah seluas 331.688 km2. Negara beribukota Hanoi ini terbagi dalam 59 provinsi dan lima kota setingkat provinsi. Sejumlah provinsi diklasifikasi dalam delapan wilayah, yaitu: Northwest, Northeast, Red River Delta, North Central Coast, South Central Coast, Sentral Highland, Southeast, dan Mekong River Delta. Secara geografis, Vietnam masih berada di Asia Tenggara, persisnya di kawasan Indochina, dengan batas RRC di bagian utara. Sedangkan di bagian barat Vietnam dibatasi oleh negara Laos dan Kamboja.
Vietnam memiliki kemiripan sejarah dengan Indonesia. Vietnam dijajah oleh Perancis selama lebih dari satu setengah abad, kemudian pada tahun 1941 digantikan oleh Jepang. Vietnam merdeka pada tanggal 2 September 1945 setelah berhasil mengusir Jepang yang telah menjajahnya selama 4 tahun. Akan tetapi kemerdekaan tersebut tidak diakui oleh Perancis yang masih merasa memiliki Vietnam. Keadaan ini menyebabkan terjadinya perang dengan Perancis selama delapan tahun yang berakhir dengan kekalahan Perancis pada tahun 1854. Menyerahnya Perancis tidak mengakhiri peperangan di Vietnam. Karena Vietnam terpecah menjadi dua negara. Pertama Vietnam Utara yang merdeka di bawah pimpinan Ho Chi Minh. Yang kemudian berkembang menjadi negara komunis. Yang kedua Vietnam Selatan yang cenderung kapitalis karena didukung oleh Amerika Serikat.
Perang saudara kedua negara pecah pada tahun 1969. Vietnam Selatan yang didukung oleh Amerika Serikat, akhirnya takluk dengan Vietnam Utara yang dibantu oleh negara-negara Timur, terutama RRC. Perang yang menewaskan ribuan rakyat kedua belah pihak dan sejumlah tentara Amerika masuk dalam istilah MIA (missing in action) ini baru berakhir pada tahun 1975, dan Amerika angkat kaki dari negara itu. Perang yang kejam ini sempat melahirkan killing field yang diangkat ke layar lebar oleh industri perfilman Hollywood. Dengan berakhirnya perang itu, maka pada tahun 1976 kedua Vietnam bersatu dalam satu bendera di bawah nama Republik Sosialis Demokrasi Vietnam, dengan lagu kebangsaan Tien Quan Cha.
Di awal berdirinya, Vietnam mengalami kesulitan ekonomi hebat hingga tahun 1990. Kesulitan ini antara lain karena adanya embargo dari Amerika Serikat dan sekutunya di Eropa. Namun pada tahun 1990– sejak ditemukannya kandungan minyak bumi di perut negara itu – Vietnam menunjukkan perbaikan ekonomi secara mengejutkan. Laporan Bank Dunia mencatat, bahwa Vietnam merupakan negara yang memiliki perkembangan ekonomi tercepat kedua di dunia, dengan angka pertumbuhan GDP (Gross Domestic Product) per tahun antara 2000-2004 rata-rata sebesar 7%. Presiden Nguyen Minh Triet dan Perdana Menteri Nguyen Tan Dung boleh berbangga, karena pada tahun 2007 ini Bank Dunia mencatat, bahwa pendapatan per kapita rakyat Vietnam mencapai US$ 3.025. Sejarah Masuknya Islam di Vietnam Negeri Melayu Champa berdiri sekitar pada abad ke-3 hingga abad ke-15 M dengan kekuatan dan pengaruh yang sangat luas. Sebagaimana kerajaan melayu yang lain, pada saat itu agama Hindu dan Budha sangat mempengaruhi corak pemerintahan kerajaan dengan unsur ketuhanan yang menjadi panutan rakyat. Daerah kekuasaan kerajaan Champa terletak di pertengahan dan selatan Vietnam.Monumen dan artifak-artifak masih dapat dilihat sebagai bukti sejarah yang menakjubkan. Peninggalan-peninggalan tersebut dapat memberikan gambaran tingginya upaya bangsa Champa dalam mengolah pemikiran abstrak serta nilai-nilai falsafah yang sangat tinggi.
Kebijakan terhadap agama di Vietnam mengikuti amanat Ho Chi Minh sehari setelah pernyataan kemerdekaan pada tanggal 3 September 1945. Ada enam hal penting yang disampaikan oleh Ho, satu di antaranya adalah kepastian adanya kebebasan bagi warganegara untuk mengikuti atau tidak mengikuti agama. Karena itu sejak konstitusinya yang pertama kebebasan beragama merupakan salah satu dari lima hak dan kewajiban yang utama dari warganegara. Pada Pasal 10 konstitusi itu menyatakan bahwa hak terhadap kebebasan berbicara, kebebasan melakukan penerbitan, kebebasan untuk berorganisasi dan berkumpul, kebebasan beragama, dan kebebasan untuk melakukan perjalanan baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
Kebebasan beragama (juga kebebasan untuk tidak beragama) diatur pula dalam Konstitusi 1959 dan terakhir dalam Konstitusi 1992. Salah satu pasal Konstitusi 1992 yang masih berlaku sampai saat ini menyatakan, bahwa setiap warganegara memiliki hak untuk bebas beragama baik menjadi pengikut agama maupun tidak menjadi pengikut agama. Semua agama mempunyai persamaan di depan hukum. Tempat beribadat umat beragama dilindungi oleh undang-undang. Tak seorang pun diperbolehkan mengganggu kebebasan berkepercayaan dan beragama, atau mengambil keuntungan dari agama secara melawan undang-undang dan kebijakan negara. Ketika berkunjung ke Jakarta awal November tahun lalu, Dr. Nguyen Thanh Xuan, Ketua Delegasi Keagamaan Vietnam mengatakan bahwa semua agama diatur oleh Departemen Agama Vietnam, kecuali “agama” Kong Fu Chu. Mengapa? Karena Kong Fu Chu menurut Xuan hanyalah filosofi manusia, bukan agama .
Di samping konstitusi terdapat juga peraturan pemerintah yang antara lain mengatur tentang organisasi agama, pendaftaran organisasi agama, perizinan kegiatan keagamaan, penggunaan tanah untuk rumah ibadah, pencarian dana oleh umat beragama, dan tatacara organisasi agama melakukan hubungan internasional. Dapat disimpulkan bahwa pemerintah pada dasarnya hanya mengatur tentang pengorganisasian dan pelaksanaan kegiatan umat beragama agar tidak dilakukan secara liar. Artinya Pemerintah Vietnam sama sekali tidak ikut mencampuri persoalan internal umat beragama dan tidak ikut serta memikirkan pengembangan ataupun pendidikan agama. Jika pun pemerintah ikut membiayai kegiatan atau penerbitan kitab-kitab agama, hal itu semata-mata merupakan bantuan sekaligus kontrol terhadap organisasi keagamaan.
Kehidupan beragama di Vietnam telah dimulai sejak puluhan bahkan ratusan tahun yang lampau. Hal ini ditunjukkan dengan adanya rumah-rumah ibadah yang yang telah berumur ratusan tahun. Gereja Phat Diem Katedral di Propinsi Ninh Binh, misalnya telah dibangun pada tahun 1875. Begitu pula Pagoda Taifung di Propinsi Ha Tai telah berdiri sejak tahun 1554 dan Pagoda Huong Tich di propinsi yang sama juga telah dibangun sejak abad ke-11. Warganegara Vietnam yang tercatat memeluk agama berjumlah + 20 juta orang atau 25% dari jumlah penduduk seluruhnya. Agama-agama resmi yang di negara itu adalah Budha, Katolik, Kristen, Cao Dai, Hua Hao, dan Islam.
Dari segi jumlah pemeluk agama Budha menempati urutan terbesar, yakni lebih kurang 10 juta orang. Umat Budha menyebar di seluruh provinsi yang ada di Vietnam. Majelis Agama Budha memiliki empat buah institut agama Budha, 38 sekolah agama, dan lebih 5.000 orang biksu/biksuni. Urutan kedua ditempati oleh agama Katolik. Agama ini masuk ke Vietnam pada tahun 1533 pada masa raja Lee Trang Ton dibawa oleh seorang pengusaha bernama Ignatius. Saat ini umat Katolik di Vietnam berjumlah hampir 6 juta orang. Keberadaan umat Katolik didukung oleh 26 wilayah gereja, dua orang kardinal, tiga uskup agung, dan 43 uskup. Lembaga Keuskupan Agama Katolik dibentuk pada tahun 1980 yang masing-masing kepengurusan berlangsung selama tiga tahun.
Agama Kristen masuk ke urutan ketiga dengan jumlah pemeluk sekitar sejuta orang. Umat Kristen di Vietnam terbagi dalam empat kelompok yaitu Confederasi Evangelis atau Northern Church, Gereja Dataran Tinggi bagian Utara, Asosiasi Misionaris Protestan, dan provinsi Binh Phruoc dan Dataran tinggi tengah. Agama Kristen pertama kali masuk ke Vietnam pada tahun 1887 dibawa oleh Pasto A.B. Simpson. Majelis Agama Kristen memiliki sebuah lembaga pendidikan dan 10 kursus-kursus keagamaan.
Para ahli sejarah berbeda pendapat tentang penentuan tahun masuknya Islam ke Vietnam, namun mereka sepakat bahwa Islam telah sampai ke tempat ini pada adab ke 10 dan 11 Masehi melalui jamaah dari India, Persia dan pedagang Arab, dan menyebar antara jamaah cham sejak adanya perkembangan kerajaan mereka di daerah tengah Vietnam hari saat ini, dan dikenal dengan nama kerajaan Cham. Umat Islam tersebar dibeberapa daerah. Sesuai dengan statistik yang bersumber dari departemen luar negeri Vietnam melalui situs internet bahwa jumlah umat Islam di Vietnam mencapai 70.700 ribu jiwa, dan terdapat 100 masjid di beberapa bagian negeri, dan umat Islam tersebar pada daerah yang beragam, di antaranya: Binh Thuan, Ninh Thuan, An Giang, Tay Ninh, Dong Nai, dan Ho Chi Minh City, kelompok kecil di ibu kota Ha Noi.
2. Mazhab Yang Diikuti
Terdapat dua mazhab besar umat Islam di Vietnam: mazhab Sunni dan mazhab Bani. Adapun mazhab Sunni tersebar diseluruh penjuru negara kecuali dua tempat antara Tuan Han dan Ninh Thuan, dan mayoritas mereka menganut mazhab Syafi’i. Adapun mazhab Bani tersebut di daerah Ninh Thuan dan Binh Thuan, dan mazhab ini tidak banyak dikenal oleh umat Islam di dunia; karena memiliki ciri khusus domistik dan memiliki pengaruh kuat warisan dari India yang banyak bertentangan dengan ajaran slam yang
benar, seperti menjadikan pemimpin untuk shalat mewakili jamaah, tidak ada perhatiandari para pemimpin dengan jamaah mereka sehingga menyebar di tengah mereka ajaran-ajaran syirik, dan tersebar di tengah mereka aktivitas yang tidak sesuai dengan aqidah yang benar oleh karena kebodohan, sedikitnya ulama dan para dai. Dan ketika dating bulan Ramadhan mereka memisahkan diri dari istri-istri mereka sejak awal bulan hingga akhir, karena mereka tinggal di masjid selama bulan Ramadhan, dan banyak lagi
permasalahan lainnya yang ada di sana. Boleh jadi phenomena terjadi oleh karena kebodohan mereka terhadap Islam dan ajaran-ajaran yang sebenarnya, dan terputusnya hubungan mereka dengan dunia Islam dalam waktu lama sehingga mereka memiliki keyakinan apa yang dalam Islam dan bahkan hingga mencapai pada tuduhan bahwa mazhab sunni adalah bid’ah. Sebagaimana yang terjadi di sana adanya perselisihan dan perdebatan tentang tema antara mereka dan mazhab Sunni.
Pada tahun 1959 sebagai mereka umat Islam bagian selatan, khususnya umat Islam dikota Shai Ghon, dan terjadi perkenalan dan dialog di tengah mereka tentang Islam sehingga mereka memahami bahwa jamaah mereka jauh dari hakikat Islam, dan mereka mulai belajar dari mereka ajaran yang benar, dan juga memperbaharui keislaman mereka dan memperbaikinya. Kemudian kelompok ini pulang ke negeri mereka dan mengajak masyarakat pada ajaran Islam yang bersih dan benar, maka dakwah itupun berhadapan dengan berbagai bentuk penolakan, pendustaan dan tuduhan dari warga dan menganggapnya sebagai bid’ah dan khurafat. Namun berkat karunia Allah SWT, mampu memenangkan agama dari keyakinan yang menyimpang dan agama yang batil yang diacuhkan kecuali Allah mampu menyempurnakan cahaya-Nya sehingga sebagian mereka menerima dakwah ini dengan penuh kepuasan dan kerelaan, dan akhirnya mereka memperbaharui dan memperbaiki keislaman mereka. Dan melalui ini terjadi titik tolak penting dalam sejarah berupa bersinar kembali cahaya Islam di tengah mereka setelah sebelumnya mengalami kejahilan di negeri mereka dalamwaktu yang lama, dan akhirnya setiap hari terus bertambah orang-orang yang memperbaharui keislaman mereka. Dan bertambah pula 4 pembangunan masjid di daerah tersebut, karena keberadaan mereka dalam masjid-masjid yang ada dapat mengarah pada perbedaan dan perdebatan.
Adapun masjid yang dimaksud adalah masjid Phuic Nhon,masjid An Xuan, masjid Van Lam, dan masjid Nho Lam, dan semuanya terdapat dipropinsi Ninh Thuan.Sementara itu gerakan pembaharuan tidak mencakup propinsi Ninh Thuan, sehinggapenduduknya tetap berada pada keyakinan tersebut hingga datang pembaharuan yangdibawa oleh sebagian pemuda Islam mereka pada tahun 2006, sebagaimana sisa darimereka menerima gerakan ini dan bertambah jumlah mereka, karena mereka betul-betulmembutuhkan orang yang bisa mengajarkan Islam kepada mereka.
3. Kelompok-kelompok klasik umat Islam
Umat Islam Vietnam banyak yang loyal pada suku-suku beragam, dan melalui tulisan dapat kita bagi pada 3 kelompok:
1) Kelompok pertama: Muslim Tcham, yang merupakan kelompok mayoritas.
2) Kelompok kedua: umat yang berasal dari suku-suku yang beragam, mereka adalah pedagang muslim yang datang dari negeri-negeri yang beragam kemudian menikah dari anak-anak negeri tersebut, seperti Arab, India, Indonesia, Malaysia dan Pakistan, dan jumlah mereka merupakan kelompok terbesar dari jumlah umat Islam secara keseluruhan.
3) Kelompok ketiga: muslim dari warga Vietnam asli, dan mereka adalah warga Vietnam yang masuk setelah berinteraksi dengan para pedagang muslim dan komunikasi secara baik, seperti kampng Tan Buu pada bagian kota Tan An, baik dengan masuknya warga kepada Islam atau mereka masuk Islam melalui pernikahan.












BAB III
PENUTUP

Agama Islam termasuk di antara agama yang eksistensinya diakui di negara itu. Islam masuk ke Vietnam antara abad ke 11 – 14 dibawa oleh pedagang Timur Tengah dan Asia Barat. Komunitas Islam – yang di seantero negeri jumlahnya baru mencapai sekitar 66.000 orang itu – banyak berada di wilayah yang didiami oleh suku Champa dan provinsi bagian selatan. Islam di Vietnam terbagi dalam dua kelompok, yaitu Camp Ba-ni, biasa disebut kelompok Islam kuno dan Camp Islam atau kelompok Islam baru.
Peta


DAFTAR PUSTAKA
Ahmadiyya Muslim Mosques Around the World, pg. 123
https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/geos/bm.html
“The Muslims of Burma” A study of a minority Group, by Moshe Yegar, 1972, Otto Harrassowitz. Wisbaden. page 2, first line.
Dr Tin Hlaing, leader of Myanmar delegate, pada Dialogue on Interfaith Cooperation di Yogyakarta.
“The Muslims of Burma” A study of a minority Group, by Moshe Yegar, 1972, Otto Harrassowitz. Wisbaden. page 29, paragraph 1&2.
The Muslims of Burma by Moshe Yegar, page9
Miller, Tracy, ed. (October 2009) (PDF), Mapping the Global Muslim Population: A Report on the Size and Distribution of the World’s Muslim Population, Pew Research Center, hlm. 31,
http://pewforum.org/newassets/images/reports/Muslimpopulation/Muslimpopulation.pdf, diakses pada 2009-10-08
www.walubi.or.id/.
www.islam divietnam.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar