Kamis, 09 Desember 2010

analisa lingustik

Analisis Linguistik surah al-fatihah ayat 1-7
A. Lafald Surat Al-Fatihah ayat 1-7
                                   
B. Terjemah Surah Al-Fatihah ayat 1-7
1. Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
2. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.
3. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
4. Yang menguasai di hari Pembalasan.
5. Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan Hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan.
6. Tunjukilah kami jalan yang lurus,
7. (yaitu) jalan orang-orang yang Telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.
C. Tafsir Keseluruhan Surah Al-Fatihah ayat 1-7
1. Maksudnya: saya memulai membaca al-Fatihah Ini dengan menyebut nama Allah. setiap pekerjaan yang baik, hendaknya dimulai dengan menyebut asma Allah, seperti makan, minum, menyembelih hewan dan sebagainya. Allah ialah nama zat yang Maha suci, yang berhak disembah dengan sebenar-benarnya, yang tidak membutuhkan makhluk-Nya, tapi makhluk yang membutuhkan-Nya. Ar Rahmaan (Maha Pemurah): salah satu nama Allah yang memberi pengertian bahwa Allah melimpahkan karunia-Nya kepada makhluk-Nya, sedang Ar Rahiim (Maha Penyayang) memberi pengertian bahwa Allah senantiasa bersifat rahmah yang menyebabkan dia selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada makhluk-Nya.
2. Alhamdu (segala puji). memuji orang adalah Karena perbuatannya yang baik yang dikerjakannya dengan kemauan sendiri. Maka memuji Allah berrati: menyanjung-Nya Karena perbuatannya yang baik. lain halnya dengan syukur yang berarti: mengakui keutamaan seseorang terhadap nikmat yang diberikannya. kita menghadapkan segala puji bagi Allah ialah Karena Allah sumber dari segala kebaikan yang patut dipuji.
3. Rabb (Tuhan) berarti: Tuhan yang ditaati yang Memiliki, mendidik dan Memelihara. Lafal Rabb tidak dapat dipakai selain untuk Tuhan, kecuali kalau ada sambungannya, seperti rabbul bait (tuan rumah). 'Alamiin (semesta alam): semua yang diciptakan Tuhan yang terdiri dari berbagai jenis dan macam, seperti: alam manusia, alam hewan, alam tumbuh-tumbuhan, benda-benda mati dan sebagainya. Allah Pencipta semua alam-alam itu.
4. Maalik (yang menguasai) dengan memanjangkan mim,ia berarti: pemilik. dapat pula dibaca dengan Malik (dengan memendekkan mim), artinya: Raja.
5. Yaumiddin (hari Pembalasan): hari yang diwaktu itu masing-masing manusia menerima pembalasan amalannya yang baik maupun yang buruk. Yaumiddin disebut juga yaumulqiyaamah, yaumulhisaab, yaumuljazaa' dan sebagainya.
perasaan terhadap kebesaran Allah, sebagai Tuhan yang disembah, Karena berkeyakinan bahwa Allah mempunyai kekuasaan yang mutlak terhadapnya.
6. Nasta'iin (minta pertolongan), terambil dari kata isti'aanah: mengharapkan bantuan untuk dapat menyelesaikan suatu pekerjaan yang tidak sanggup dikerjakan dengan tenaga sendiri.
7. Ihdina (tunjukilah kami), dari kata hidayaat: memberi petunjuk ke suatu jalan yang benar. yang dimaksud dengan ayat Ini bukan sekedar memberi hidayah saja, tetapi juga memberi taufik.[9] yang dimaksud dengan mereka yang dimurkai dan mereka yang sesat ialah semua golongan yang menyimpang dari ajaran Islam.
D. Analisis Linguistik Surah Al-fatihah ayat 1-7
1. Fonem
a. Rabb (al-fatihah/1:2)
secara etimologi berarti, “pemelihara” pendidik, pengasuh, pengatur kata Rabb bisa dipakai salah satu nama Tuhan karena Tuhanlah yang secara hakiki sebagai pemelihara, pendidik, pengasuh dan pengatur.
b. Ar-Rahman, ar-Rahim (al-fatihah/1:3)
kata Ar-Rahman terambil dari Ar-Rahmah yang berarti belas kasihan, Yaitu suatu sifat yang menimbulkan perbuatan memberi nikmat dan karunia. Jadi, kata Ar-Rahman berarti “yang berbuat(memberi)nikmat dan karunia. Kata ar-rahim juga diambil dari kata ar-rahmah yang berarti yang mempunyai sifat belas kasihan dan sifat itu tetap ada padaNya selama-lamanya.
Kata ar-rahman dan ar-rahim maksudnya bahwa Tuhan telah member nikmat yang banyak dengan murah dan telah melimpahkan karunia yang tidak terhingga, karena Dia bersifat belas kasihan kepada makhlukNya. Karena sifat belas kasihan itulah merupakan sifat yang tetap bagiNya, maka nikmat dan karunia Allah tiada putus-putusnya.
2. Morfologi
   
Ada dua macam bacaan yang berkenaan dengan malik. Pertama dengan memanjangkan ma dan kedua dengan memendekannya. Menurut bacaan yang pertama, malik “ yang memiliki”(yang empunya) sedangkan bacaan yang kedua artinya Raja kedua bacaan tersebut benar.
Dan Ad-Din banyak artinya: 1. Perhitunngan 2. Ganjaran, pembalasan 3. Patuh 4.menundukan 5. Syariat agama yang selaras di sini ialah dengan arti pemmbalasan jadi maliki yaumiddin maksudnya adalah Allah itulah yang berkuasa dan yang dapat bertindak denghan sepenuhnya terhadap semua mahluk-Nya pada hari pembalasan.
3. Sintaksis
    
a. Iyyaka (hanya kepada Engkau).Iyyaka adalah dhamir untuk orang kedua untuk kedudukan mansub karena menjadi maf’ul bih (obyek). Dalam tata bahasa Arab maf’ul bih harus sesudah fi’il dan fa’il. Jika mendahulukan yang seharusnya diucapkan kemudian dalam balaghah menunjukan qasr, yaitu pembatasan yang diartikan “hanya”. Jadi arti ayat ini hanya kepada engkau saja kami menyembah, dan hanya kepada Engkau saja minta pertolongan.
Iyyaka dalam ayat ini diiulang dua kali, guna untuk menegaskan bahwa ibadah dan isti’anah (meminta pertolongan) itu masing-masing khusus dihadapkan kepada Allah serta untuk dapat mencapai kelezatan munajat(berbicara) dengan Allah.
b. Na’budu pada ayat ini didahulukan penyebutanya dari pada nasta’inu, karena menyembah Allah adalah suatu kewajiban manusia terhadap Tuhan-Nya. Tetapi pertolongan Allah kepada hambaNya adalah hak hamba itu. Melihat kata-kata na’budu dan nasta’in secara bahasa adalah untuk memperlihatkan kelemahan manusia.
4. Semantik
1). Akidah dan Ibadah
Bangsa Arab baik yang pernah menganut ajaran-ajaran Nabi Ibrahim maupun tidak, sebagian besar telah menjadi penganut kepercayaan wasani, penyembah patung-patung dan dewa sehingga menurut riwayat disekitar ka’bah ada 360 buah patung. Maka datanglah al-qur’an untuk menyucikan akidah manusia bangsa arab waktu itu dari syirik melalui surah al-fatihah. Seperti petikan dalam al-fatihah/5 :
    
2). Hukum
Allah memberi tuntunan hukum dan peraturan dalam firman-Nya :
  
3). Janji dan Ancaman
.     
Allah SWT menjanjikan kepada manusia yang beriman dan berbuat baik dengan limpahan karunia serta nikmat.
   
Pada hari itu (pembalasan) manusia akan dibalas. Surge untuk mereka yang beriman dan neraka untuk mereka yang ingkar.
   
         
Orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus akan berbahagia, dengan ini dapat dipahami adanya janji dan
Tugas : dari sawaluddin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar